Bolehkah kuucapkan, "Selamat Ulang Tahun, Papi?"

Untuk yang (sempat) kupanggil Papi,

Hai. Selamat hari Minggu. Bagaimana kabarmu disana? Sehat, kan?
Aku, dan keluargaku yang sekarang sangat baik keadaannya. Kamu masih ingat kan siapa yang kumaksud?
Iya, kuharap kamu masih mengingatnya.

Biar kuceritakan sedikit, agar kau tau perkembangan kami.

Abang tahun ini akan melanjutkan studi doktoralnya di Inggris, nilainya pada masa studi master di Melbourne sangat baik. Ia mendapat gelar lulusan terbaik kedua di kampusnya. Dia akan berangkat ke Inggris akhir tahun ini, sekarang dia sedang sibuk mengurus segala keperluannya sendiri. Dan, abang sudah punya kekasih sekarang. Abangku memang ganteng, aku tak begitu menyukai kekasihnya. Namanya Grace. Mungkin kamu harus sedikit meluangkan waktu untuk menghubungi anak tertuamu, Pi.

Alex sekarang sudah kelas 2 SMA, dia berhasil mendapatkan kelas Science International di sekolahnya. Dia masih berkeinginan menjadi penerusmu. Musisi. Dia juga sudah memiliki kekasih lho. Namanya Cantika, tapi biasa kupanggil Tika. Anaknya baik, sempat beberapa kali bertemu dengannya di sebuah acara "Anak SMA". Alex beberapa kali memintaku untuk menghubungimu, tapi wanita yang sekarang bersamamu sering kali memutuskan panggilan dariku. Mungkin sesekali bisa kau marahi dia. Seperti saat kau memarahi mami.


Roy berhasil menjadi juara pertama di kelasnya. Sekarang dia sudah Grade 3rd. Sempoanya semakin pintar, dia berhasil memenangkan lomba Robotika beberapa waktu lalu untuk tingkat Primary School. Hebat kan? Dia sekarang semakin kritis. Dia sering bertanya denganku tentang banyak hal. Hari-harinya juga semakin disibukkan untuk beberapa hal yang, menurutku terlalu berlebihan untuk anak seumur dia. Om Wara, sekarang yang menemani dia kemanapun. Masih ingat Om Wara, kah?

Mami semakin bersinar dalam pekerjaannya. Puji Tuhan dalam tahun ini dia sudah mendapat 2(dua) promosi dalam waktu yang berdekatan. Tapi ada kabar kalau dia harus dimutasi ke daerah Jawa Tengah untuk waktu yang lama. Entahlah, aku ingin mendukungnya. Tapi, akan jadi apa aku tanpa mami? Dia begitu memperhatikanku, Pi. Om Charles yang dulu sempat kau tanyakan, semakin dekat dengan mami. Tapi mami hanya menganggapnya teman, kurasa. Om Charles sempat datang kerumah kecil kami, beberapa kali. Dengan anaknya yang sepantaran denganku, Jeremy. Kami berteman baik. Kau lihat, Pi? Dugaanmu tentang mami keliru.

Aku? Harus kah aku cerita tentang kabarku, Pi? Aku baik-baik saja. Masih sering memandangi fotomu dan berharap dapat berdamai dengan masa laluku. Aku kadang rindu, Pi. Melihat anak yang berjalan bergandeng tangan dengan ayahnya di pusat perbelanjaan. Kadangpun aku rindu, mendengar beberapa teman yang kerap bercerita tentang papi mereka yang terlalu perhatian. Kadang bahkan aku ingin diantar jemput papi.

Mereka sering kesal dan mendengus menunggu papi mereka menjemput, tapi andai itu aku.. mungkin aku akan menunggu dengan sabar.
Mereka kadang sering marah karena papinya membatalkan janji, tapi andai itu aku.. mungkin aku akan biasa saja dan merencanakan waktu di lain hari.
Mereka kadang dengan cueknya mengucapkan selamat ulang tahun hanya dengan BBM atau telpon sesaat, tapi andai itu aku.. aku ingin sekali memeluk papi dan membisikkan kata "Selamat ulang tahun, Pi!"... boleh kah?

Bolehkah aku menyuapi mu dengan kue tart buatanku, Pi?
Bolehkah aku merasakan gendonganmu lagi, Pi?
Bolehkah aku menikmati perasaan menggebu menunggumu menjemputku dikampus, Pi?
Bolehkah aku mendapat teguran keras kala aku pulang terlalu larut dan kau menunggu diambang pintu, Pi?

Pi, apa salah ku?
Pi, kenapa kau lebih memilih wanita itu daripada mami?
Pi, tidakkah kau rindu aku, abang dan adik adik?
Pi, tau kah kau bahwa aku sudah memaafkanmu?
Pi, taukah kau bahwa aku sudah berdamai dengan hatiku?
Pi, bolehkah aku mendapat kecupan sebelum tidur malamku?
Pi, buat semua piala dari lomba Off Road itu. Tidak aku membanggakan?
Pi... bisakah kau jawab aku?

Pi... Bolehkah kuucapkan, "Selamat Ulang Tahun, Papi?"




Salam kangen dari yang selalu merindukanmu,



Aku,

16 Responses so far.

  1. Selamat ulang tahun, papinya kakcels. Sehat sejahtera, ya. Aamin.
    Aku rindu Alm. Ayahku. :(((

  2. aku baca ini inget ayah aku, selamat ulang tahun buat papinya kak.:))

  3. aku baca ini inget ayah aku, selamat ulang tahun buat papinya kak.:))

  4. Unknown says:

    Astagfirulloh... betapa hinanya diri ini setelah ingat kalo nggak pernah tau kapan ulang tahun ayah :(

    btw, nice post.

  5. Unknown says:

    Kak ini postingannya menyentuh banget deh.. kalo dihayati bisa nangis ini aku :( btw, selamat ulang tahun buat papi nya kak:)

  6. Unknown says:

    Makasih dila sayangs:)) Amin ya sayaaangs:)) Aku juga rindu papi :')

  7. Unknown says:

    Makasih ya Rizka:)) Duh, jadi banyak yang inget papinya ya :')

  8. Unknown says:

    Duh, jangan sampai gatau dong. Tanya maminya, siapa tau masih bisa kasih kejutan buat papinya :')

    Anw, thank you ya :)

  9. Unknown says:

    Duh jangan nangis dong. Aku ngepost ini cuma buat obat kangen sama papi sih. Makasih ya sayaaang ya, ntar kalo ketemu papi, pasti aku bilangin :')

  10. Tulisannya keren, kebawa cerita. Jadi bersyukur masih punya keluarga yang lengkap. :)

  11. Baru pertama kali mampir ke blog ini dan langsung :")
    template-nya bagus nih. Salam kenal yaa \:D/

  12. Unknown says:

    Duh makasih ya Eka. Puji Tuhan masih punya keluarga lengkap ya, yuk semakin hangat sama keluarganya! Gak semua orang seberuntung kamu lho.

  13. Unknown says:

    Duh Dwi! Terimakasih lho udah mau mampir kesini. Makasih juga pujiannya ya, saya masih baru sih ._. Salam kenal kembali dwi! Ditunggu kedatangan berikutnya ya;)

  14. Entahlah, jadi tidak bisa berkata apa-apa setelah baca postingan lo yang ini. :')

  15. Unknown says:

    ka adit:') kaadit jago bikin lagu yang buat gue terenyuh. Gue? Cuma ini yang gue bisa kak:')

  16. Samuel says:

    Kalo baca ini, nggaktau arahnya kemana, bisa dibilang kakak lebih beruntung namun bisa juga dikatakan kakak tidak lebih beruntung daripada aku. Iya kak, kakak beruntung karena kakak (mungkin) masih bisa ngomong/liat "Papi" langsung, dan masih ada harapan.
    Namun, disatu sisi, aku lebih beruntung karena ku pastikan dia selalu mendengarkanku bersama Bapa.