"Cel, galau mulu. Ga capek?" Kata seorang teman di chat BBM saya. Saya bingung. Kenapa saya galau? Setelah diskusi panjang hingga larut. Si teman meminta saya untuk melihat isi timeline di Twitter. Dan jadilah saya mengerti apa maksud teman saya ini.

Saya tidak sedang galau ataupun berniat untuk mengutarakan hal yang biasa disebut "Kode". Saya sering mengoceh di sosial media, memang. Tapi kebanyakan semua ocehan saya tidak merujuk pada suatu makna yang jelas faedahnya. Duh, faedah. Saya sendiri bingung dengan apa yang saya tulis barusan.

Kemudian, saya menyadari bahwa salah satu hobby favorit saya adalah dengan men-tweet ulang dari tweet yang dibuat oleh beberapa pengguna lain (atau lebih dikenal dengan Retweet). Entah sebuah hobby atau kelakuan iseng belaka, saya juga tak tau pasti. Hingga saya melakukan analisis tentang #ThePowerOfRetweetButton. Saya menemukan beberapa indikasi atau bahkan diagnosa tentang retweet versi wanita dan pria. Tapi di postingan kali ini, kita akan bahas versi wanita dulu karna saya perempuan ya!


Mengapa Wanita Kerap memencet tombol Retweet?

1. Wanita sulit mengungkapkan.

Jadi wanita itu susah lho. Mengungkapkan apa yang dipikirkan rasanya mustahil tanpa sebuah resiko. Namun, dengan adanya beberapa akun yang mengoceh tentang apa yang wanita rasakan, pikirkan, atau ingin diungkapkan, wanita jadi merasa terbantu.

2. Wanita terlalu malas untuk mengoceh melalui tulisan.

Banyak yang beranggapan kalau wanita itu cerewet. Benar, wanita sangat cerewet. Saya juga cerewet. Tapi cerewetnya wanita itu biasanya beralasan dan seringnya "Gak Habis-Habis". Untuk cerewet melalui omongan saja sudah menguras energi, apalagi menulis di Twitter? Terkadang, baru buka Twitter saja, pikiran males muncul, tidak hanya itu bahkan tingkat emosi langsung meningkat. Akhirnya kabar baik untuk kita semua, Retweet Button sudah ada di Twitter. Jadilah wanita semakin cerewet dimana saja.

3. Numpang nimbrung.

Banyak hal yang sering menarik perhatian di jejaring sosial. Beberapa wanita memang mengerti betul tentang apa yang mereka tulis. Tapi tak jarang beberapa dari mereka hanya menulis hal-hal plesetan untuk nimbrung di topik tersebut. Sah memang. Karena jejaring sosial tentunya tak selalu dapat diajak serius. Beberapa yang beruntung bahkan bisa mendapat Retweet dari pengguna Twitter yang lain.

4. Biar eksis

Ini lain lagi! Banyak wanita yang kadang tidak tau akan menulis apa, tapi sering membuka Twitter. Alhasil, segala tweet dari followingnya di Retweet untuk membuktikan kalau mereka eksis. Jika menurut metode Eksistensialisme, seseorang dikatakan ada apabila di berpikir. Maka di Twitter, mereka dikatakan ada apabila mereka sering nge-Tweet.

5. KODE

Mungkin tidak cuma komputer atau blog saja yang butuh Kode. Manusia juga butuh Kode. Salah satunya adalah dengan me-Retweet akun-akun yang ocehannya merujuk pada sesuatu. Sebut saja si Artis Twitter Dwitasaridwita yang selalu mengoceh tentang "cinta", mereka yang tertarik lalu me-Retweet ocehan dari akun Dwita untuk sebuah senjata Kode rahasia.

Nah, itulah hasil analisa saya untuk #ThePowerOfRetweetButton tentang WANITA. Biasanya saya kurang peka soalnya belum dioles betadine. Buat anda yang mungkin lebih peka dari saya, boleh lho ngisi kotak komentar dibawah. Follow Twitter saya juga boleh, tapi hati-hati jangan follow hati ya. Fragile!