Kenapa Ganti Nama?

Udah lama ga cerita-cerita disini ya. Ngerasa ada yang beda ga? Ada gemes-gemesnya gitu, mungkin?

Well, hello again buat anda yang masih mau buka page ini. Mohon maaf sebesar-besarnya kalau saya rada susah dicari dari peredaran. Things’re complicated, mohon doanya agar segala kendala ini bisa selesai.

Buat anda yang dulu mungkin udah pernah kesini, semoga ga ada pertanyaan “anunya kok beda ya?” atau “ini blog baru apa gimana sih?” (seperti yang temen saya Tanya di suatu sore yang agak sendu).
“Cel, blog lo kok gak bisa dibuka?” tertulis dilayar chat dengan paparan screenshoot yang menyatakan bahwa alamat url yang sebelumnya saya gunakan sudah tidak terdaftar di mesin pencarian Google.

Sementara obrolan berlanjut, saya menjelaskan bahwa url sudah diganti ke Veroblandine. Dan seketika segala akun sosial media saya, juga menggunakan nama itu. Sedih sih harus berpisah dengan alamat url lama yang setidaknya sempat membuat saya berada di pencarian utama Google. Dan seketika berubah dengan nama ini, page saya berada di halaman dua puluh sekian. Elus dada.

Seorang teman yang saya percaya untuk dijadikan tempat curhat dari sebuah komunitas blog pernah bercerita tentang pandangannya terhadap nama. “Ada sekeping kepribadian baru untuk setiap nama panggilan”, kira-kira gitu deh katanya. Sebenarnya alamat url ini sudah diganti jauh sebelum saya mengenal dengan dekat si teman ini. Tapi sejak malam itu rasanya saya menemukan pembelaan terbaik terhadap segala pertanyaan dengan inti yang sama. “Kenapa di Ganti?”

Yang sering berkunjung ke url saya sebelumnya pasti mengetahui ada sebuah “marga” yang terselip dalamnya. Ya walaupun “Blandine” juga merupakan surename dari keluarga besar, setidaknya saya merasa sedikit nyaman tanpa tekanan.

Tekanan? Tekanan apa yang ada dibalik marga dalam url lama? Tekanan fluida statis dan dinamis! Hahaha. Ya ada deh, kalo buka-buka postingan yang sebelum-sebelumnya pasti ngerti. As long as you “Peka”.

Peka? Kenapa Peka? Aduh saya gak lagi bikin riddle sih, tapi kok berasa rumit ya? Ya peka, karena saya juga gak menjabarkan sedemikan details mengenai tekanan tersebut. Tapi saya yakin anda akan mengerti seiring berjalannya waktu yang sering berkejar-kejaran (?)

Kalo ada yang mau diganti, lalu kenapa tampilannya masih sama? Cuma url sajakah yang ingin dihindari? Sebenernya enggak juga. Tapi masih nyaman banget sama tampilan putih-putih nan suci ini. Dan, pastinya kalaupun nanti akan diganti, gak akan jauh dari warna putih atau warna-warna feminine. Kujuga ingin jadi wanita seutuhnya qaqa. Lol!

Ah. Intinya, dibalik sibuk pasti ada sesuatu yang ingin dilupakan. Dibalik nama, pasti ada harapan baru yang diperjuangkan. Semoga anda tidak keberatan untuk kemudian mampir lagi ke blog ini. Yang belum kenal, mau kenalan sama yang punya blog juga ga apa apa.

Well, before we end this post. I’d like to give special thanks for my “Left” for every single chats, laughs, trusts, random thoughts, “psychological support”, and the lucky 6 in your thesis acknowledgement. Sweet.



--------------------XOXO-------------------


"Tebing Keraton"
Ps. Gayanya bukan sengaja kayak wanita solo, tapi seriusnya ini menegangkan. Namun Ko Sandy dengan polos ngingetin, "Yakin ga bakal foto di batu terakhir? Jarang-jarang lho kesini.." dan dengan polosnya, kuikuti maunya. Btw, ini gak gendutan! Iki efek baju ne yang kegedean dan angin yang bertiup sangatlah kencang. Sheriyeeeesss.